The villages on Bali’s north-east coast have a long history. Archaeological finds have shown that the coastal settlements of Tejakula District enjoyed trading relations with India as long as 2000 years ago or more. Royal decrees dating from the 10th to the 12th century, inscribed on copper tablets and still preserved in the local villages as part of their religious heritage, bear witness to the fact that, over a period of over 1000 years, these played a major role as harbour and trading centres in the transmaritime trade between India and (probably) the Spice Islands. At the same time the inscriptions attest to the complexity in those days of Balinese society, with a hierarchical social organisation headed by a king who resided in the interior – precisely where, nobody knows. The interior was connected to the prosperous coastal settlements through a network of trade and ritual. The questions that faced the German-Balinese research team were first: Was there anything left over of this evidently glorious past? And second: Would our professional anthropological and archaeological research work be able to throw any more light on the vibrant past of these villages? This book is an attempt to answer both these and further questions on Bali’s coastal settlements, their history and culture. Desa-desa di pesisir timur laut Bali memiliki sejarah yang panjang. Penemuan arkeologi telah menunjukkan bahwa pemukiman pesisir di Distrik Tejakula menikmati hubungan perdagangan dengan India selama 2000 tahun yang lalu atau lebih. Dekrit kerajaan yang berasal dari abad ke-10 hingga ke-12, yang ditorehkan pada lempengan tembaga dan masih diawetkan di desa-desa setempat sebagai bagian dari warisan agama mereka, menjadi saksi fakta bahwa, selama lebih dari 1000 tahun, ini memainkan peran utama sebagai pelabuhan dan pusat perdagangan dalam perdagangan lintas waktu antara India dan (mungkin) Kepulauan Rempah. Pada saat yang sama prasasti tersebut membuktikan kompleksitas masyarakat Bali pada masa itu, dengan organisasi sosial hierarkis yang dipimpin oleh seorang raja yang bertempat tinggal di pedalaman - tepatnya di mana, tidak ada yang tahu. Interiornya terhubung dengan pemukiman pesisir yang makmur melalui jaringan perdagangan dan ritual. Pertanyaan yang dihadapi tim peneliti Jerman-Bali adalah pertama: Adakah yang tersisa dari masa lalu yang jelas gemilang ini? Dan kedua: Akankah penelitian antropologi dan arkeologi profesional kami dapat menjelaskan lebih jauh tentang masa lalu yang hidup di desa-desa ini? Buku ini adalah upaya untuk menjawab pertanyaan tersebut dan pertanyaan selanjutnya tentang pemukiman pesisir Bali, sejarah dan budayanya.
|